Lo Bodoh Kanaya.

Hari ini, mood Kanaya benar-benar baik, ia merasa sangat senang. Yang pertama karena kemenangan NCT DREAM di MUSIC WEEK dan pertemuan nya dengan sahabatnya itu, Kaleo Dareen.

Kanaya berjalan kearah dorm Kaleo beserta member NCT DREAM yang lain dengan perasaan yang senang sambil menimang buket bunga tulip merah di lengan nya.

Senyum diwajah Kanaya belun bisa luntur saat ini, hatinya sedang berbunga-bunga.

Mungkin sekarang, orang yang melihatnya, menganggapnya seperti orang gila, tersenyum sendiri tanpa sebab, namun Kanaya tidak peduli akan hal itu, sekarang yang dipikirannya hanyalah Kaleo Dareen.

Sudah seribu kata dikepalanya bercampur aduk akibat bingung kata selamat yang mana yang pas untuknya.

“selamat Le, semoga kedepannya bakal lebih banyak prestasinya”

“congratulations Leo, You deserve that.!”

“congrats Le, maaf cuma bisa kasih buket bunga ini.”

Dan beberapa kata lain. Kanaya masih belum bisa menemukan kata yang cocok untuk ucapan selamat nya kali ini.


Hatinya berdegup kencang, kala ia telah sampai tepat didepan asrama sahabatnya itu.

Dengan langkah yang sedikit gemetaran, ia memasuki asrama yang ditempati Kaleo.

Belum sempat menaiki lift, mata Kanaya menangkap suatu objek, yang tidak lain adalah Kaleo sendiri yang sedang tersenyum bersama seorang gadis?

Tubuh Kanaya membeku kala ia melihat Kaleo dipeluk oleh gadis itu, dan yang paling membuat Kanaya terkejut adalah gadis yang sekarang sedang mengobrol sembari tertawa kecil bersama Kaleo adalah Aruna Catherine, aktris solo asuhan MS Enterteiment yang sedang naik daun.

Dengan melihat itu, Kanaya langsung tersadar siapa dirinya. Lagipula, mau dilihat dari sisi manapun, Aruna lebih unggul darinya.

Kanaya ingin pergi darisitu, entah kenapa hatinya sesak melihat hal tersebut. Namun entah kenapa, kakinya melangkah terus maju membawanya pada dua orang didepan nya.

“Leo...” panggil Kanaya dengan suara sedikit pelan, takut mengganggu aktivitas nya saat ini.

Leo yang sedang berbicara dengan Aruna lantas berbalik dan mendapati Kanaya disana dengan buket bunga tulip merah yang dia genggam.

“Ka, udah dateng ya?” ucapnya sambil tersenyum kepada Kanaya.

“Na, makasih ucapan nya, gue ada janji sama teman gue, nanti lagi ya baru kita ngobrol lagi.” ucap Kaleo lembut. Aruna lantas mengangguk, mengiyakan perkataan Kaleo.

“Kalau gitu, gue balik ya Leo.” ucapnya sambil memberikan satu pelukan perpisahan, yang mana membuat Kanaya sedikit merasa sesak, padahal itu adalah hal yang biasa.

Kini Kaleo berbalik arah menghadap Kanaya, “yuk masuk.” ajak Kaleo.

“Eh nggak deh Le, gue ada urusan hehe. Ini bunganya buat lo, sesuai janji gue.” kata Kanaya sambil tersenyum kepada Kaleo.

Kaleo mengambil buket itu dengan senang hati lalu mengucapkan terimakasih kepada Kanaya, “makasih Ka, bunganya.” kata Kaleo yang kini sudah menggenggam buket bunga dari Kanaya. Kanaya tersenyum mengangguk lalu pamit pulang secepatnya.


Dalam perjalanan pulang, Kanaya menangis, namun tidak banyak, hanya tetesan air mata yang kebetulan lolos dari mata Kanaya saat itu.

Kanaya mulai berpikir, apalah dia dibanding yang lain? Kanaya hanya mahasiswa fakultas kedokteran biasa, cantik? Tidak, Kanaya hanya gadis biasa, pintar? Apalagi, Kanaya tidak sepintar itu.

Kini Kanaya merutuki dirinya sendiri, ia merutuki dirinya sendiri karena salah menjatuhkan dunianya pada seorang Kaleo Dareen.

Ya, Kanaya telah lama memutuskan untuk menjatuhkan seluruh dunianya pada sahabat nya itu, masalahnya Kaleo lah yang selalu menjatuhkan dan meribihkan dunianya dengan mengecam bahwa mereka hanya teman dan tidak lebih dari itu.

“bodoh, Kanaya lo bodoh, bisa-bisanya lo jatuh hati sama orang yang jelas-jelas nggak bisa lo dapetin. Lo bodoh Kanaya.” ucapnya pada dirinya sendiri.

©Araftaeyy


-From Bias to Boyfriend